Skip to main content

Tentang Sebuah Perjalanan



Di sebuah balkon rumah, diri ini termenung sendiri memikirkan sebuah perjalan hidup selama dua tahun terahir.
Sebuah perjalan yang memeberikan kenangan yang begitu banyak.
Sebuah perjalanan yang memberikan pengalaman hidup yang begitu berharga.
Sebuah perjalanan yang memberikan ribuan pengalaman.
Sebuah perjalanan yang mebuat saya menemukan sahabat-sahabat terbaik.
Sebuah perjalanan yang membuat diri ini sadar bahwa Dia adalah pembuat skenario terbaik.
Sebuah perjalanan yang membuat saya jauh lebih mengenal Dia.
Sebuah perjalanan yang membuat saya semakin yakin bahwa Dia benar-benar ada.
Sebuah perjalanan yang membuat saya yakin bahwa Islam adalah agama terbaik yang harus saya anut.

Jari-jari tangan ini mulai bermain diatas keyboard laptop yang selama ini menemani perjalanan itu.
Pikiran mulai mengarah pada sebuah moment yang begitu berharga. Juni 2013 langkah kaki ini dihadapkan pada sebuah keraguan antara harus memilih melanjutkan peroses kaderisasi atau berhenti.

Ditengah akan keraguan itu, masukan dari teman-teman yang luar biasa terus menghampiri, yang semua dari masukan-masukan itu menuju pada satu kesimpulan,
“saya harus bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Bakrie”
Langkah kaki yang semula terhenti akhirnya mulai melangkah kembali untuk mengikuti semua rangkaian kaderisasi Himpunan Mahasiswa Manajemen.
Proses kaderisasi itu berjalan dengan lancar.

Momen terindah dan paling berharga darinya adalah pengukuhan, pada moment itu kebersamaan dari semua peserta di uji, pada momen itu lapar, dahaga, lelah, jengkel, kesal, begitu jelas terasa, tapi pada moment itu pula, saya merasakan sebuah kebersamaan yang luar biasa antara semua peserta, sehingga tetesan air mata dari semua peserta seolah bergantian terjatuh dan sebagai obat yang tidak akan pernah terlupakan akan lelah dan dahaga yang harus kami rasakan selama 1 hari 1 malam.
Kaderisasipun berlalu, langkah kaki ini kini sampai pada moment ketika penilaian akan kerja keras pada proses kaderisasi diterima, penilaian dari kakak-kakak purna yang menurut mereka diri ini dan 9 peserta kaderisasi lainnya layak dicalonkan sebagai  ketua Himpunan Mahasiswa Manjaemen priode 2013-2014.

Diskusi berlangsung, dan senior di himpunana memtuskan saya sebagai salah satu calon ketua Himpunan Mahasiswa Manajemen, sebuah keputusan yang sejujurnya saya sendiri  tidak menerima.
Kenapa harus saya? Orang yang sempat bimbang anatara melanjutkan proses kaderisasi atau tidak?

Pemilihan ketua dan wakil berlangsung dan akhirnya saya tidak terpilih sebagai ketua “Alhamdulillah” kalimat ini yang pertama kali terucap dari lisan ini ketika mengetahui akan keputusan itu. 

Pikiran ini sempat teralihkan pada moment SMA ketika saya harus dicalonkan oleh senior sebagai calon ketua OSIS meski tanpa persetujuan dari saya dan akhirnya tidak terpilih. Kepengurusan Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Bakrie terbentuk dan saya harus menerima jabatan sebagai ketua departemen Akademik, yang usut punya usut ternyata mempunyai program kerja yang menjadi coor event dari Himpunan.

Segenap pikiran ini tercurahkan untuk Himpunan Mahasiswa Manajemen, terlebih untuk 4 program kerja Departemen Akademik, terlebih lagi untuk Program Kerja yang menjadi Coor Event Himpunan yaitu National Management Brainstorming atau lebih di kenal dengan MAGSTORM. Karena begitu sibuk dan fokus untuk Himpunan ahirnya tanggung jawab saya yang ada di Organisasi sebelah yang saya juga ikut gabung sedikit terbengkalai, bahkan untuk kegiatan-kegiatan yang di adakan oleh organisasi ini saya bisa katakan bahwa saya sangat minim kontribusi. Yahh mungkin saat saya berpikir bahwa Organisasi itu adalah “Organisasi Sampingan”.

Segenap pikiran terus fokus pada program kerja yang bernama Magstorm sebuah kegiatan Lomba dan Talk Show yang memberanikan diri muncul dengan Brand NASIONAl.
satu kata untuk menilai ini “NEKAT”. Kenapa nekat?  karena untuk program yang tadinya tidak jalan, tiba-tiba harus jalan dan muncul dengan  Brand Nasional? Keputusan yang brani bukan? Entahlah.. 

Tak jarang saya harus memutuskan untuk lembur bersama team yang luar biasa, sebuah team yang ibarat keluarga yang terdiri dari ketua dan wakil ketua himpunan, serta dua orang staff di departemen Akademik yang luar biasa.
Masalah seolah bergantian datang menerpa kami, mulai dari kurangnya pendanaan hingga mendekati hari acara, belum tercapainya target peserta, bahkan beberapa pembicara mendekati hari acara tiba-tiba memutuskan untuk membatalkan hadir dalam acara yang satu ini.  Tarikan napas lelah seolah menjadi sahabat akrab kami. “hhhhhhhhuuuuhhhhhhhh”

Pusing, bingung, lelah, seolah menjadi teman keseharian kami dalam mempersiapkan acara ini, bahkan malam terahir sebelum hari acara, tetsan air mata harus jatuh dari orang yang kontribusinya begitu luar biasa untuk acara ini, karena membaca pesan yang begitu masuk dalam hati.
Lalu nasib acara kami sperti apa?

Mungkin teori kekekalan energi ini adalah jawabanya: 
Besarnya energi yang dikeluarin akan berbanding lurus dengan energi yang diterima”
Yah... napas lega pas hari acara seolah menjadi obat yang begitu berharga, karena ketika beberpa pembicara memutuskan untuk tidak hadir mendekati hari acara, beberapa pembicara yang tidak pernah disangka akan hadir justru konfirmasi hadir dalam cara kami,  yang kualitasnya sama bahkan mungkin lebih dibandingkan dengan pembicara yang membatalkan hadir ke acara kami. Peserta mungkin tidak mencapai target, tapi untuk sekelas acara pertama saya pikir itu lebih dari cukup.
Akhirnya saat hari acara lomba berjalan lancar, dan talkshow berjalan lancar, serta mungkin adalah sebuah prestasi bagi semua orang-orang yang mempersiapkan acara ini bisa mengadakan talk show pertama yang mampu menghadirkan enam orang luar biasa sekaligus dalam satu rangkaian talk show.

Hari-hari berat itu berlalu, Himpunan Mahasiswa Manajemen-pun menuju pada pase pergantian pengurus, pengalaman berharga itu di akhiri dengan sebuah acara close house yang tidak kalah berkesan, karena semua dari pengurus meneteskan air mata, seolah berat harus berpisah dengan Himpunan Mahasiswa Manajemen.
Huhhhhh perjalan di organisasi ini dimulai dan di akhiri dengan tangisan. 
Aktivitas di Himpunan mahasiswa manajemen mungkin berakhir. akan tetapi aktivitas di organisasi yang tadinya saya sebut “Organisasi Sampingan” terus berjalan. Karena di organisasi ini pengurus terdiri dari dua angkatan, yaitu angkatan tahun kedua dan angkatan tahun ketiga.

Ketika jari-jari ini asik bermain dengan keyboard, pikiran ini kini teralihkan pada ingatan tentang “Organisasi Sampingan” bernama BASMALA. dari namanya mungkin teman-teman sudah tahu organisasi ini adalah organisasi apa? Bocorannya organisasi ini di luar lebih dikenal Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Sebuah organisasi yang fokus utamnya mendakwahkan agama islam.
Di organisasi ini sempat terpikir oleh saya untuk tidak melanjutkan kepengurusan. Alasannya hanya satu saat itu “LELAH”. Jika boleh jujur pada saat itu perasaan lelah akan organisasi begitu mendominasi .

Tapi ternyata skenario-Nya berjalan berbeda. Usaha pendekatan dilakukan oleh kakak tingkat kami di pengurus Basmala, untuk mendekati semua pengurus angkatan 2012. Sehingga sampai pada sebuah moment ketika telinga ini mendengar kalimat “Semua angkatan 2012 dicalonkan sebagai ketua”

Sontak muncul pikiran dikepala ini, 
“ini apaan? kenapa harus semua? dan kenapa harus ada saya? Siapa saya?”
Terlebih ketika keputusan akhir, ternyata diantara tiga calon ketua ada nama saya.
“ini serius kah? kenapa ada saya? alasan memilih saya sebagai calon apa? bukanya seharusnya calon ketua itu adalah orang yang paling aktif? Ok boleh ditolerin jika aktif bukan jadi dasar pemilihan, tapi yang sempat susah untuk di nalar buat saya bukankah calon ketua organisasi ini seharusnya orang yang pengetahuan agamanya diatas rata-rata? Nah.. saya siapa?, jika dilihat dari dua sisi, keterlibatan dan ilmu agama sudah jelas saya tidak memasuki kriteria. Lalu kenapa saya dicalonkan?” Pertanyaan itu seoalah bergiliran mondar mandir di pikiran saya.

Setelah mendengarkan penjelasan dari para kakak tingkat akhirnya saya tiba pada satu keputusan 
“ya udah jalanin aja” 
Moment itu membuat saya berpikir “saya di calonin sebagai ketua lembaga dakwah, dengan kapastitas ilmu agama saya yang pas-pasan bahkan sangat kurang, kenapa bisa dicalonin? Apa kakak tingkat saya tidak salah pilih?
Setelah merenungkan apa maksud dibalik semua ini akhirnya saya tiba pada pemikiran “itu semua bukan salah kakak tingkat saya yang memilih saya, tapi itu semua memberi arti kepada saya bahwa ada kekuatan lain yang sudah mengatur segala sesuatu  yang saya alami waktu itu, dan tiada lain itu adalah Allah Swt”
Kemudian saya juga berpikir “mungkin ini jalan hidayah yang diberikan oleh Allah untuk merubah hidup saya, dari orang yang begitu sibuk dengan kepentingan dunia, dan sering melupakan akhirat, menjadi orang yang mulai memikirkan akhirat, memikirkan bahwa Allah itu benar-benar ada, dan kuasanya terasa nyata
Pikiran ini juga mengatakan “mungkin ini cara Allah untuk menegur saya agar saya ingat akan Dia, dan agama-Nya”
Saya berpkir “ mungkin ini harus saya jadikan titik awal untuk mencari tahu tentang Dia”
Ahirnya satu malam sebelum musyawarah pemilihan ketua, untuk pertama kalinya saya berdoa dengan penuh harap.

“Ya Allah, jika ini jalan yang engkau pilihkan untuk hamba, maka saya ikhlas akan menjalankanya”
Ya Allah, jika saya harus terpilih, saya yakin ini akan menjadi titik awal buat saya untuk menjadi pribadi yang lebih, menjadi pribadi yang lebih mengenal Engkau”
 Ya Allah, hanya Engkau yang tahu saya secara utuh”
Ya Allah, hambamu tahu bahwa Engkau pasti akan memilih ketua yang paling pantas untuk Basmala, dan jika itu saya, maka saya yakin saya adalah yang paling pantas diantara teman-teman saya”

Pemilihan berlangsung dan “Alhamdulillah” untuk ketiga kalinya dalam sejarah saya tidak terpilih. 

Allah memang maha tahu, seberapa baguspun usaha manusia untuk membangun citra diri, dimata Dia semuanya sia-sia.

Satu hal yang harus pertama kali saya singkirkan dari pikiran saya ketika mau menjadi pengurus basmala tahun ke dua adalah “menghapus pikiran yang menyatakan bahwa basmala adalah organisasi sampingan. Statement “Organisasi Sampingan” berganti sekita menjadi “Organisasi Terbaik yang Harus Saya Ikuti”. Perubahan statement ini membuat saya harus menolak beberapa tawaran organisasi lain untuk bergabung. 

Karena buat saya saat itu maksimal dalam setiap tanggung jawab yang diberikan oleh orang lain adalah pegangan, dan saat itu saya mencoba mengukur kapasitas diri saya dan saya akhirnya mengetahui saya tidak akan maksimal jika saya menerima tawaran organisasi lain.

Kepengurusanpun terbentuk dan saya harus menerima kenyataan bahwa saya ditempatkan disebuah departemen yang hampir sama dengan departemen Akademik tetapi mempunyai fungsi yang lebih banyak. Departemen Syi’ar adalah departemen yang harus saya pegang untuk satu tahun kedepan, departemen ini juga menjadi penanggung jawab bagi coor event Basmala yaitu Festival Basmala. Di departemen ini saya menemukan keluarga baru yang sangat luar biasa, keluarga yang kami beri nama Keluarga Syi’ar yang sok sibuk.

Peroses persiapan acara yang menjadi tanggung jawab saya di departemen syi'ar, mulai saya garap dengan 6 orang luar biasa yang menjadi bagian dari departemen Syi'ar. Pembagian tugas selsai, perencanaan  program-program kerjapun kami  bereskan. Kini kami tiba pada proses implementasi semua rencana satu persatu akan program kerja kami. Satu persatu acara yang cangkupannya internal kami jalankan,  dan berkat orang-orang luar biasa di Keluarga Syi’ar dan ketua pelaksana serta tentunya kekuatan-Nya yang tiada tara, acara-acara kami berjalan dengan lancar.

Disela-sela pelaksanaan acara internal, kami juga mempersiapkan program kerja “Festival Basmala”, program kerja yang menjadi coor event Basmala, program kerja yang tujuannya tidak lain untuk menolong agama Allah, dengan cara mendakwahkan islam. Sperti persiapan-persiapan acara eksternal lainnya, masalah seolah silih berganti hadir menghampiri kami, mulai dari peserta yang belum mencapai target, urusan birokrasi dengan kemahasiswaan, kurangnya dana, dan belum tercapainya target pembicara yang kami rencanakan. 

Festival Basmala cangkupannya bisa dikatakan lebih kecil dibandingkan dengan Management Brainstorming karena untuk acara yang satu ini kami menargetkan peserta se-Pualau Jawa.  Jika dibandingkan dengan persiapan Magstorm mungkin persiapan Fstival Basamal terasa sedikit lebih ringan bagi saya hal ini bisa jadi disebabkan karena cangkupan acaranya yang lebih kecil, atau mungkin karena ini adalah penyelenggaraan yang ke 3 bukan yang pertama.

Terlepas dari ringan atau tidaknya persiapan acara Festival Basmala, dalam acara ini saya merasakan bahwa pertolongan Allah sangatlah dekat, seolah-olah ingin mebuktikan bahwa firman Allah dalam 

Q.s Muhammad ayat 7 yang menyatakan bahwa “barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya”. 

Beberapa pertolongan yang saya rasakan sangat nyata diantaranya adalah, ketika kami hampir putus asa akan beberapa target pembiacara yang belum mencapai target, karena beberapa pembicara yang kami hubungi belum memberikan kepastian bahkan tidak merespon kami, sehingga kami memutuskan untuk mengundang semua pembicara yang memungkinkan hadir, hingga H-3 minggu kami baru mendapatkan 1 kepastian dari pembicara ditambah lagi kondisi dari koor acara seminar dan Talk Show kami yang jatuh sakit, membuat saya harus berpikir ekstra keras.  Akhirnya mendekati hari H acara kami mendapatkan kepastian dari beberapa pembicara, dan justru pembicara yang dihubungi oleh koor acara Seminar dan Talk Show  ketika dia sakit konfirmasi hadir dalam acara kami, dan tanpa di sangka-sangka Allah seolah-olah memberikan kami hadiah atas kerja keras dan doa kami dengan mendatangkan salah satu pimpinan MPR RI yang juga merupakan Ust. Ternama di Indonesia. Yaitu Ust. Hidayat Nurwahid

Keajaiban selanjutnya adalah, ketika hari acara Seminar dan Talk Show mendekati opening Seminar dan Talk Show sekitar 10 menitan sebelum mulai, peserta yang hadir  hanya belasam orang lebih, namun pertolongan Allah hadir meski acara kami terlambat sekitar 15 menitan,  akan tetapi peserta seolah-olah tiba-tiba memenuhi ruangan seminar dan talkshow, dan itu sebagian besar berasal dari luar peserta yang melakukan pemesanan tiket sebelumnya. Dan terasa aneh peserta terus memenuhi ruangan sampai acara selesai.

Keajaiban lain membuat saya tidak bisa meragukan bahwa pertolongan Allah benar-benar hadir dalam acara ini adalah, dana kami sebelum hari acara mengalami kekurangan cukup signifikan sekitar 5-7 jutaan kondisi ini juga memaksa saya harus menyiapkan banyak rencana cadangan. Akan tetapi saat kami melakukan perhitungan setelah acara, ternyata dana kami mengalami kelebihan sekitar 3,5 juta lebih, entah dari mana datangnya dana itu bahkan di laporan pertanggung jawaban keuanganpun menunjukan bahwa kelebihan dana seharusnya skitar 1 juta lebih yang disokong oleh beberapa donatur dan pemasukan tiket seminar dan Talk Show.  Bahkan saya mencoba mengecek LPJK 2 kali untuk memastikan asal dari dana lebih sekitar 2 jutaan, dan saya tidak menemukan asal dana tersebut. 

Selain beberapa pertolongan Allah di atas tentu masih banyak sekali pertolongan Allah lainnya yang saya rasakan ketika mempersiapkan acara Festival Basmala. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakabr, mungkin kalimat tasbih ini yang bisa mengungkapkan kekaguman saya melihat pertolongan Allah yang begitu terasa. Terkadang saya berpikir bahwa rencana Allah itu jauh lebih Luar biasa dibandingkan dengan sebaik-baiknya rencana manusia, saya mencoba flasback ingatan saya.

“mungkin dulu jika saya terpilih menjadi ketua HIMA, tentu saya tidak akan menjadi pengurus Basmala dan mungkin saya tidak akan merasakan lebih mengenal Allah”

“mungkin dulu jika saya terpilih jadi ketua Basmala, saya tidak akan merasakan langsung pertolongan-pertolongan Allah yang terasa begitu nyata melalui program kerja yang kami pikirkan dan persiapkan ”

“mungkin dulu jika saya terpilih jadi ketua Basamala, saya tidak akan sedekat sekarang dengan Keluarga Syi’ar, kedekatan yang membuat saya menemukan keluarga baru di kota besar yang menawarkan kenikmatan dunia yang sangat fana,  kedekatan yang menggiring saya untuk semakin dekat dengan Allah”

Saya bahkan berpikir lebih jauh, “beasiswa yang diberikan Allah melalui Universitas Bakrie telah menggiring saya untuk lebih mengenal Dia”

Pernah berada di lingkungan Lembaga Dakwah Kampus adalah sebuah kenikmatan yang begitu besar bagi saya, karena dengan ada di lingkungan itu saya merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa, dengan berada di lingkungan itu membuat saya merasakan bahwa Allah begitu Cinta kepada saya sehingga mungkin kata-kata dibawah ini adalah salah satu curhatan isi hati saya saat itu.

“Ijninkan Hati ini Mencintai-Mu”

Kemarin..
Hidup ini dilalui dengan langkah hati yang tak jelas arah dan tujuanya..
Kemarin..
Hati ini begitu bangga dengan cinta semu yang tak spantasnya mengisinya..
Kemarin..
Langkah hati ini begitu sibuk mengejar cinta dunia yang tidak akan pernah mendatangkan rasa nyaman dan bahagia padanya..
Kemarin..
Bahkan hati ini tertutup oleh cinta dunia sehingga untuk mengenal-Nya pun hati ini tak bisa..
Hati ini terus melangkah tanpa tujuan pasti..
Berjalan di Dunia yang penuh dengan pesona yang melalaikan..
Hingga pada suatu titik, sapaan halus itu datang melalui hamba-hamba-Nya..
Sapaan itu sedikit membuka penutup hati yang telah lama menghalangi akan nyata keberadaan-Nya..
Tand-tanda itu semakin membuat hati ini penasaran akan siapa Dia..
Langkah hati ini mulai teralihkan..
Messkipun kecintaan terhadap dunia yang selama ini mengisinya masih terasa sangat besar..
Namun hati ini tetap melangkah mencari jawaban atas rasa penasaran itu..
Cinta dunia dan rasa penasaran akan Dia mulai bercampur dalam hati ini, teraduk, hilang-timbul...
Terkadang dunia memenangkan cintaku, menutup celah untuk mengintip  mengenal-Nya
Terkadang, aku dimenangkan oleh keingintahuanku yang membawaku merangkak menghampiri-Nya.
Kini hati ini mulai mengenal-Nya dan mulai yakin akan nyata keberadaa-Nya..
Semakin hati ini berpikir, seamkin jelas jawaban bahwa keberadaan-Nya semakin nyata..
Sedikit demi sedikit cinta dunia mulai membias..
Tabir penghalang itu mulai terbuka lebar dan nampak jelas keberadaan-Nya yang semakin nyata..
Hti ini pelan-pean mulai semakin mengenal-Nya..
Seiring dengan itu pula anugrah-Nya selama ini mulai dirasakan oleh hati ini..
Langkah-langkah hati ini kini mulai terasa ditemani oleh Dia..
Sehingga membuat hati ini merasakan Cinta-Nya..
Ketika hati ini mulai merasakan Cinta-nya..
Hati mulai melangkah mencari tahu bagaimana Cara Mencintai-Nya..
Hati ini mulai melangkah mencari Cinta yang sebenarnya..
Cinta yang akan membuat hati ini semakin dekat dengan-Nya..
Cinta yang akan membuat hati tenag karena-Nya..
Cinta yang akan membuat hati ini melakukan apapun yang di perintahkan-Nya..
Cinta yang akan membuat hati ini menghindari  apapun yang dilarang-Nya..
Cinta yang akan membuat hati ini bahagia di Dunia-Nya..
Cinta yang akan membuat hati ini bahagia di Akhirat-Nya..
Harapan akan cinta itu begitu kuat dalam hati ini..
Namun hati harus jujur..
Bahwa pada saat ini hati ini masih belum mampu menumbuhkan rasa Cinta kepada-Nya.
Kenapa ?
Entahlah.
Mungkin karena masih ada sisa noktah-noktah cinta dunia di hati ini?
Atau karena. . .

Entahlah. . .
Apapun Alasan itu, aku hanya ingin meminta:
“Ijinkan Hati ini Mencintai Engkau Ya Allah”

Dengan keterlibatan saya di LDK Basmala, saya juga ikut dalam sebuah komunitas yang kami bangun sendiri saat itu, komunitas yang mungkin anggotanya hanya puluhan orang, komunitas yang mungkin tidak banyak orang mengenalnya, komunitas yang mungkin sangat kecil jika dibandingkan komunitas lain. Tapi dikomunitas ini saya bisa memproleh ilmu-ilmu islam, dikomunitas ini saya bisa mencurahkan semua, keraguan, pendapat, pengetahuan saya tentang islam kepada anggota komunitas yang mungkin disebut sahabat.

Forum Malam Minggu adalah nama komunitas yang saya ikutin, sebuah forum anak muda yang sebagian anggotanya adalah orang-orang yang baru mengenal indahnya Islam, komunitas yang mengutamakan keterbukaan antar anggota, komunitas yang membahas islam dari sudut pandang anak muda dengan menjadikan Al-Qur’an dan Hadist sebagai panutan utamananya, komunitas yang sekali lagi mampu membuat saya lebih mengenal Dia.

“Sungguh sekenario Allah itu begitu indah bagi mahluk-Nya”

Selain pengalaman menarik di atas, hal lain yang membuat 2 tahun terahir ini saya sebut sebagai kenagan dua tahun yang sangat luar biasa adalah, saya masih bisa terlibat langsung di team futsal dan sepak bola Universitas yang menajdi hobi saya sejak kecil, sempat mewakili universitas untuk lomba manajemen tingkat nasional,  bisa membuat salah satu langkah awal untuk meraih salah satu cita-cita saya dengan menjadi asisten dosen untuk dua mata kuliah, serta nilai saya yang terbilang terus meningkat dari angka 3,53 hingga menyentuh angka 4 insyaAllah di smester 6 ini. Yang semuannya itu saya yakini bahwa semuanya telah di atur oleh Dia, yang maha bisa membuat skenario terbaik bagi Manusia, Dia adalah Allah yang maha kuasa.

Ketika tulisan ini ditulis, saat ini saya bisa katakan bahwa saya mungkin masih melakukan beberapa kebiasaan buruk, sangat belum melaksanakan Islam secara keseluruhan, tapi setidaknya bagi saya pengalaman dua tahun tersebut mampu memberikan saya sebuah pelajaran yang membuat saya yakin bahwa “Allah itu ada dan Islam adalah agama yang Benar”

Pikiran ini mencoba kembali ke masa ini, dan masa depan, kemudian menyusun rencana-rencana di masa depan dan mencoba menutup ingatan tentang sebuah perjalanan dua tahun yang sangat luar biasa. Kemudian jari-jari ini mulai istirahat bermain di atas keyboard, seraya menutup laptop..

Wassalam...

Opsss… 
Ceritanya belum kelar ma bro and sista, 29 September 2019 jam 10:45 wita, dalam kondisi yang rada kurang sehat, saya tersenyum sendiri membaca tulisan yang dahulu saya tulis ketika semester 7 semester terahir sekaligus tahun terahir saya di Ibu Kota.

Saat ini saya merasa yang menjadi salah satu alasan utama kenapa saya akhirnnya memutuskan untuk kembali ke Lombok dan membangun sebuah konsep bisnis sosial adalah lingkungan perkuliahan yang mengajarkan teori-teori bisnis yang bisa dikatakan liberal dan  dan lingkungan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) yang mengajarkan nilai-nilai agama dan kehidupan pasca di dunia. Bisnis Sosial merupakan sebuah konsep bisnis masih asing pada  tahun 2016, iya 2016  ketika saya pertama kali mempraktikan rencana bisnis ini di Lombok,  bahkan buat saya sendiri.

Buat saya, saat itu yang penting: 
Saya harus melakukan sesuatu yang mampu menciptkan penghasilan secara ekonomi untuk bekal hidup di dunia, yang sekaligus mampu menjadi bekal untuk pase kehidupan setelah di dunia.

Kemudian pengalaman menjalankan sebuah organisasi yang bisa dikatakan sebagai sebuah organisai yang masih baru dan masih butuh perbaikan sistem konsep dan lain-lain, seolah-olah menjadi bekal utama buat saya dalam perjalanan saya tiga tahun belakangan ini dalam proses membangun sebuah organisasi bisnis sosial yang kami sebut Sudut Lombok.

Ada yang penasaran dengan cerita selanjutnya tentang perjalanan saya 3 tahun terahir membangun sebuah bisnis sosial yang kami sebut Sudut Lombok dan tentunya rencana besar saya yang kemungkinan saya sebut dengan topic besar “Membangun Indonesia dari Desa”.
Doakan saya semangat nulis yak.. hehe

Comments

Popular posts from this blog

Arti Sebuah Ijasah

14 Maret 2016 ijazah ditanda ta n gani oleh R ektor Univers i tas Bakrie yang berarti bahwa saya telah resmi menyandang gelar S.M,. 29 September 2016 saya baru mengambil ijazah di Universitas Bakrie. Lalu kenapa baru di ambil? Prinsip yang saya coba tanamkan dalam diri saya adalah Pendidikan, gelar, kekayaan, garis keturunan keluarga, gaya hidup atau sejenisnya bukanlah hal yang pantas yang bisa dijadikan oleh seseorang untuk menyatakan diri lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan orang lain. Saya masih yakin bahwa di dunia kita hanya perlu menjalankan peran yang diberikan oleh Allah kepada kita sebagai Abdi(u)llah dan Khalifah*. Perkara kedudukan dalam sebuah tatanan masyarakat atau organisasi, seperti pemimpin, ketua, koordinator atau yang lainnya kita hanya perlu menjalankan semuanya dengan tetap berpegang pada prinsip dasar peran kita di dunia. Tanpa harus menjatuhkan, menyalahkan, atau merendahkan kedudukan lainnya karena pada dasarnya kedudukan kita sama. Jad...

Aku, Mimpi-mimpiku dan Dunia Harapanku

sumber foto: https://jadihafal.wordpress.com Dunia Harapanku kembali terlihat ditengah perjalananku menapaki ruangan kosong yang seolah tak berujung. Dia begitu dekat persis dihadapanku, mungkin cukup hanya satu hingga dua langkah pasti saja dia dapat ku raih. Namun ketika langkah pertama telah menapaki lantai kasarnya, aku kembali tersadar bahwa Dunia Harapanku berada diseberang kaca tebal yang diapit oleh tembok yang begitu kuat. Tembok yang tersusun kokoh dengan aneka bahan penyusunyang saling menguatkan. Mulai dari tumpukan Mimpi-mimpiku, susunan harapan dari orang-orang sekitarku, hingga dosa-dosaku yang seolah menjadi penguat bagi susunan tembok tersebut. Ruang ini mungkin terlalu luas untuk saya arungi, bukan labirin yang berderet yang memiliki pintu-pintu tak pasti. Tapi ruang kosong yang begitu luas sehingga batasnyapun tak terlihat. Aku berada tepat disamping tembok salah satu sisinya, yang memanjang begitu panjang dikiri dan kananku yang ujungnyapun tak terlihat...

Indonesia si Macan Asia yang Tak Berdaya

Indonesia adalah Macan Asia stidaknya julukan ini sempat terlontar saat jaman Orde Baru lalu, ungkapan seolah yang menunjukan berapa penting dan besarnya Indonesia masa itu dengan pembangunannya, kebebesan mungkin sedikit terkekang kala itu, tapi setidaknya dunia mengakui Indonesia sebagai Macan. Sekarang apa kabar? Dunia menyebut Indonesia sebagai Negara yang mempunyai potensi untuk menjadi salah satu pusat ekonomi dunia, sejajar dengan Cina dan India, tapi hanya berpotensi, sekali lagi hanya berpotensi.  Sebuah potensi yang entah kapan akan menjadi nyata. Indonesia itu Macan Asia, julukan yang pantas jika kita tengok dari segi kekayaan Alam, Hampir disetiap Penjuru Indonesia mempunyai sumber daya yang bisa dimanfaatkan menjadi sumber penghasilan mulai dari Sumber Daya Alam yang bisa diperbaharui hingga sumber daya alam yang tak bisa diperbaharui, mulai dari sumber daya pertanian hingga sumber daya di sektor pertambangan. Mari tengok Brunei Darusalam Negara kecil yan...