Skip to main content

ANAK KAMPUNG




“Saya Andri anak muda kampung yang lagi tinggal di kampung, dan berusaha membuktikan kepada anak muda kampung lain bahwa berdaya itu tidak hanya di kota, tapi juga bisa di kampung”

Ungkapn kenalan ini yang belakangan menemani saya ketika menjadi narasumber dalam beberapa acara pelatihan, talkshow, atau seminar. Ungkapan itu sejatinya adalah motivasi untuk diri sendiri, sebagai penguat langkah akan visi  hidup diri sendiri yang lagi berusha berdaya dari kampung. Selebihnya tentu saya juga berharap bisa menjadi motivasi bagi anak-anak muda kampung yang lagi berjuang di kota untuk kembali ke kampung.

Pilihan untuk pulang kampung sejatinya bukan pilihan yang mudah, karena akan banyak tantangan dan cobaan yang menghampiri, oleh karena itu saya sejujurnya tidak memaksakan untuk anak-anak muda kampung lain untuk kembali ke kampung mereka sendiri, walaupun saya sangat berharap semakin banyak anak muda yang memutuskan untuk tinggal di kampung dan mulai membangun Indonesia dari kampung karena menurut saya:

“Sudah bukan saatnya anak muda hanya berpikir tentang pembangunan dari kota, karena upaya pembangunan untuk kemajuan yang sejati akan sebuah negeri harus dimulai dari membangun kampung”

Kenapa harus dari kampung, karena “Percaya atau tidak Indonesia itu kaya, dan sumber dari potensi akan potensi negeri ini justru  berada di kampung” tiga tahun lebih saya bermain dikampung, berkunjung dari satu kampung ke kampung lain, dan luar biasanya saya menemukan banyak sekali potensi yang sejujurnya jika dikelola dengan baik dan berkeadilan akan mampu menjadi pondasi ekonomi yang sangat kuat buat Indonesia.

Tempo hari saya berkesempatan untuk ikut nimbrung dalam acara salah satu NGO dari Jakarta yang membahas tentang bisnis inclusive sebuah konsep bisnis yang berkeadilan, sebuah konsep bisnis yang melibatkan semua unsur untuk terlibat, sebuah konsep bisnis yang menitik beratkan pada pemerataan ekonomi, saya menyebutnya sebagai sebuah konsep bisnis yang menjadi sauadara bagi konsep bisnisnya  wirausaha sosial. Panitia acara tersebut mengundang beberapa jajaran dinas terkait dari kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah, untuk kemudian berdiskusi tentang kebijakan pemerintah dalam upaya pembangunan di daerah.

Dalam pertemuan itu, semua peserta sepakat bahwa Lombok Timur dan Lombok Tengah mempunyai potensi yang sangat lengkap, dan sejujurnya menurut saya secara normatif PEMDA pada tingkat jajaran dinas telah menyusun rencana pembangunan yang baik (soal implementasi, mmm saya juga tidak tau). Akan tetapi masalah utama yang saya temukan justru 

“Kualitas Sumber Daya Manusia yang mengelola potensi itu belum mumpuni baik pada tataran Pemerintah Desa atau kelompok-kelompok organisasi terkait”
(oleh karena itu saya merekomendasikan kepada PEMDA untuk memanggil Anak-anak muda Kampung terbaik untuk kembali ke kampung untuk membangun kampung)

Kita boleh megatakan bahwa kita punya banyak produk tenun, kita punya banyak pengrajin anyaman, kita punya banyak daaerah wisata yang potensial, kita punya banyak sumber pertanian dan peternakan dan kita punya banyak hal lainnya. 

Tapi yang jadi pertanyaan adalah:
“Apakah kita punya orang-orang yang paham tentang Manajemen, orang-orang yang paham tentang Pemasaran, orang-orang yang paham tentang tata kelola operasional yang baik, orang-orang yang paham tentang bagaimana mengelola potensi itu sehingga mampu menyentuh pasar nasional hingga internasional dan menghasilkan penghasilan bagi masyarakat banyak?”

 Mari jawab sendiri, dan sejujurnya
“Kita harus sadar dan mengakui bahwa saat ini ANAK-ANAK MUDA KAMPUNG hebat yang lulusan universitas-universitas keren di luar negeri atau dalam negeri belum banyak yang mau memutuskan untuk PULANG KAMPUNG”

Terahir dari saya, jika kita tidak mau berjuang dan hanya diam melihat kondisi yang ada maka siap-siap jika investor-investor besar akan melirik potensi yang ada dan memutuskan untuk memanfaatkannya untuk kemudian menerapkan sistem ekonomi mereka yang disebut dengan liberalisme, dan jangan marah jika kita atau keluarga-keluarga kita hanya akan menjadi budak di kampung sendiri, dan kita hanya bisa meratapi lirik lagunya Bang Roma Irama:

“Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Miskin”

Salam dari…..
“Anak muda kampung yang lagi tinggal di kampung, dan berusaha membuktikan kepada anak muda kampung lain bahwa berdaya itu tidak hanya di kota, tapi juga bisa di kampung”

Comments

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete
  2. Saya termotivasi banget kak andri,makasih ya 🙏

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Arti Sebuah Ijasah

14 Maret 2016 ijazah ditanda ta n gani oleh R ektor Univers i tas Bakrie yang berarti bahwa saya telah resmi menyandang gelar S.M,. 29 September 2016 saya baru mengambil ijazah di Universitas Bakrie. Lalu kenapa baru di ambil? Prinsip yang saya coba tanamkan dalam diri saya adalah Pendidikan, gelar, kekayaan, garis keturunan keluarga, gaya hidup atau sejenisnya bukanlah hal yang pantas yang bisa dijadikan oleh seseorang untuk menyatakan diri lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan orang lain. Saya masih yakin bahwa di dunia kita hanya perlu menjalankan peran yang diberikan oleh Allah kepada kita sebagai Abdi(u)llah dan Khalifah*. Perkara kedudukan dalam sebuah tatanan masyarakat atau organisasi, seperti pemimpin, ketua, koordinator atau yang lainnya kita hanya perlu menjalankan semuanya dengan tetap berpegang pada prinsip dasar peran kita di dunia. Tanpa harus menjatuhkan, menyalahkan, atau merendahkan kedudukan lainnya karena pada dasarnya kedudukan kita sama. Jad...

Aku, Mimpi-mimpiku dan Dunia Harapanku

sumber foto: https://jadihafal.wordpress.com Dunia Harapanku kembali terlihat ditengah perjalananku menapaki ruangan kosong yang seolah tak berujung. Dia begitu dekat persis dihadapanku, mungkin cukup hanya satu hingga dua langkah pasti saja dia dapat ku raih. Namun ketika langkah pertama telah menapaki lantai kasarnya, aku kembali tersadar bahwa Dunia Harapanku berada diseberang kaca tebal yang diapit oleh tembok yang begitu kuat. Tembok yang tersusun kokoh dengan aneka bahan penyusunyang saling menguatkan. Mulai dari tumpukan Mimpi-mimpiku, susunan harapan dari orang-orang sekitarku, hingga dosa-dosaku yang seolah menjadi penguat bagi susunan tembok tersebut. Ruang ini mungkin terlalu luas untuk saya arungi, bukan labirin yang berderet yang memiliki pintu-pintu tak pasti. Tapi ruang kosong yang begitu luas sehingga batasnyapun tak terlihat. Aku berada tepat disamping tembok salah satu sisinya, yang memanjang begitu panjang dikiri dan kananku yang ujungnyapun tak terlihat...

Indonesia si Macan Asia yang Tak Berdaya

Indonesia adalah Macan Asia stidaknya julukan ini sempat terlontar saat jaman Orde Baru lalu, ungkapan seolah yang menunjukan berapa penting dan besarnya Indonesia masa itu dengan pembangunannya, kebebesan mungkin sedikit terkekang kala itu, tapi setidaknya dunia mengakui Indonesia sebagai Macan. Sekarang apa kabar? Dunia menyebut Indonesia sebagai Negara yang mempunyai potensi untuk menjadi salah satu pusat ekonomi dunia, sejajar dengan Cina dan India, tapi hanya berpotensi, sekali lagi hanya berpotensi.  Sebuah potensi yang entah kapan akan menjadi nyata. Indonesia itu Macan Asia, julukan yang pantas jika kita tengok dari segi kekayaan Alam, Hampir disetiap Penjuru Indonesia mempunyai sumber daya yang bisa dimanfaatkan menjadi sumber penghasilan mulai dari Sumber Daya Alam yang bisa diperbaharui hingga sumber daya alam yang tak bisa diperbaharui, mulai dari sumber daya pertanian hingga sumber daya di sektor pertambangan. Mari tengok Brunei Darusalam Negara kecil yan...