Akhirnya nulis lagi. Kali ini saya akan bercerita tentang
Politik.
TGB Bilang Politik itu sama saja dengan perdagangan, dia
hanyalah wadah. Baik buruknya tergantung pada apa yang diisi didalamnya oleh
orang yang berpoltik. Kira-kira sperti itulah ungkapan yang dikemukakan oleh
beliau dalam Kajian Tauhid di Bandung bersama AA Gim dan Ust. Abdul Somad.
Menurut saya?
Teoritis memang sperti itu, Politik itu Mulia dan tidak
seharusnya di jauhi. Bahkan ungkapan umumyang mengatakan bahwa “kalo orang baik menjauhi politik, maka
selamanya politik itu akan kotor” memang benar.
Tapi kalo jumlah “ORANG BAIK ITU SEDIKIT MAKA TETAP SAJA
ORANG JAHAT AKAN MENGOTORI POLITIK ITU” dan Politik itu akan kotor.
Jadi gini saya nulis begini karena Saya Lagi Pesimis tingkat
dewa akan nasib daerah saya, akan kondisi politik di daerah saya, ehh bukan
daerah saya doang deh tapi INDONESIA, salah satunya contohnya adalah daearah saya.
Saya ngerasa tidak ada sosok pemimpin yang pantas memimpin daerah saya, paling
tidak saya belum menemukan itu dari beberapa calon yang ada sampai saat ini. Saya tidak melihat
sosok inspiratif keren yang mencalonkan diri sebagai bupati di Kabupaten saya.
Minimal kayak TGBlah, walaupun TGB tidak sepenuhnya Luar Biasa.
Sejauh ini calon-calon yang ada hanyalah orang lama, yang terlihat jelas
menginginkan kekuasaan, padahal kan kata Nabi Muhammad Saw yang lagi-lagi saya
denger kemarin dari ceramahnya TGB, “kalau memilih pemimpin itu, pilihlah
pemimpin yang tidak terobsesi ingin jadi pemimpin, tidak mau jadi pemimpin”.
Mungkin ada calon baru, tapi saya
sendiri tidak tahu siapa dia, kenapa dia mencalonkan diri, apa yang telah
dilakukan untuk kabupaten Lombok Timur, apa karya beliau sehingga layak jadi
pemimpin Kabupaten ini, dan banyak pertanyaan lainnya.
Kalo Politik buat TGB itu wadah, saya
justru melihat Politik buat calon-calon
yang ada justru dijadikan alat, bukan hanya oleh calon, tapi juga oleh
banyak oknum masyrakat yang terlibat dalam hingar bingar pilkada tahun ini.
Alat buat apa? Alat untuk memperkaya diri, alat untuk mengamankan jabatan, alat
untuk mengamankan bisnis, alat untuk memperoleh bantuan, alat untuk garansi
proyek, alat untuk banyak hal lainnya yang tujuannya untuk kepentingan individu.
Sudahlah, saat ini saya pesismis
Negeri ini akan Maju, jika semua unsur dalam tubuhnya sperti yang saya lihat saat
ini. Saya pesimis Negeri ini akan Maju jika semua unsur dalam kehidupan
bernegaranya menjadikan politik sebagai alat untuk memenuhi kepentingan diri
sendiri, saya pesimis negeri ini akan Maju jika semua unsur dalam kehidupan
bernegaranya mulai dari masyarakat, pemerintah tingkat RT hingga tingkat
Presiden masih memikirkan kepentingan sendiri dibandingkan kepentingan orang
banyak lainnya.
Rakyat seolah tidak peduli lagi
dengan “fungsi dan tujuan bernegara”, rakyat sekarang berpikir pragmatis, hanya
memikirkan kebutuhan sejenak, dan kepentingan pribadi. Semuannya tentu bukan hanya karena rakyat tapi juga krena
sistem di negeri ini yang salah, juga karena kengganan mereka yang katanya berkuasa, yang katanya pengambil kebijakan, yang katanya wakil rakyat di
negeri ini untuk merubah semuanya, mereka hanya sibuk dengan pencitraan
v-lognya, berpura-pura naik motor dengan gaya yang jelas di setting oleh orang
bodoh, bermain tinju, dan kekonyolan lainnya yang membuat saya berpikir kalo
mereka terutama sang presiden adalah orang yang berpendidikan rendah yang mau
saja diatur oleh surtradara kepentingan di Negeri ini.
Entahlah kapan penyakit Kronis ini
akan berhenti menggrogoti Negeri ini.
Yang pasti selama penyakit negeri
ini masih kronis, maka selama itu saya akan mencoba menghidar dari tawaran
politik, minimal pada kondisi bahwa saya tidak akan kuasa untuk menjadi stetes
air jernih yang mampu merubah kehidupan dalam sebuah kolam yang barisi lumpur
kotor kepentingan pribadi. Saya akan memilih untuk menciptakan obat akan salah
satu Penyakit Kronis Negeri ini, sekecil apapun obat itu meski hanya sebesar 1
bulir debu. Karena “saya yakin itu pasti akan mendapatkan ganjaran yang
setimpal dari Tuhan yang saya yakini Allah swt”
*sumber foto belitung.tribunnews.com
Comments
Post a Comment