Aku Ingin Sperti Dia

Aku ingin seperti dia yang bisa kuliah luar negeri dengan setatus beasiswa.

Aku ingin seperti dia yang bisa kerja di perusahaan ternama di Indonesia.

Aku ingin seperti dia yang sukses membangun bisnis start up dengan omset ratusan juta.

Aku ingin seperti dia yang hapal Al-Qur’an dalam waktu satu bulan saja.

Aku ingin seperti dia bisa menikah di usia muda.

Aku ingin seperti dia yang punya pacar cantik dimana-mana.

Aku ingin seperti dia hidup bahagia bersama pujaan hatinya.

Dan aku.... ingin seperti dia...... yang...

Setiap dari kita pasti mempunyai keinginan untuk menjadi seperti dia, iya seperti dia, orang atau tokoh yang terkadang membuat kita berdecak kagum. Seperti dia, orang atau tokoh yang terkadang membuat kita iri akan keberhasilannya. Seperti dia, orang atau tokoh yang terkadang kita ingin lebih baik darinya.

Terkadang keinginan itu semakin besar dan semakin besar setelah kita mendengar pujian dari orang sekitar kita akan dia. Terkadang,,, keinginan itu akan semakin besar lagi setelah orang disekitar kita ingin kita menjadi setara dengan dia. Terkadang juga, keinginan itu akan terus semakin membesar ketika standar hidup menurut orang di sekitar kita, SUKSES ITU, YA... SEPERTI DIA.

Saat keinginan itu terus membesar,  rencana mulai kita susun, strategi mulai kita rancang, jadwal hidup sendiri mulai kita mulai kita arahkan. Kemudian semua informasi tentang dia kita cari, muali dari gaya hidupnya seperti apa, kiat-kiat dia dalam hidup seperti apa, apa yang dia lakukan sebelum menjadi sukses, dan banyak hal lain yang terkait dengan dia.

Semua waktu dalam hidup kita sendiri, selanjutnya kita gunakan untuk bisa menjadi dia, sehingga kita lupa bahwa KITA adalah KITA, DIA adalah DIA.

KITA adakah KITA, DIA adalah DIA.

Jika dia sukses mendapat beasiswa kuliah di luar Indonesia.

Saya pikir kita tidak harus melulu meraih jalus sukses dengan kuliah di luar negeri saja.

KITA masih bisa menjadi KITA sukses melalui jalur yang berbeda.

Sukses cukup melalui kuliah dalam negeri saja namun punya karya nyata.

Sukses cukup melalui kuliah S1 saja, namun profesional dalam setiap usaha kita.

Sukses cukup dengan SMA saja, namun bekerja keras adalah prinsip hidup kita.

KITA adakah KITA, DIA adalah DIA.

Jika dia sukses karena bekerja di perusahaan besar di Indonesia.

Saya pikir kita tidak melulu harus meraih jalur sukses seperti dia yang bekerja di perusahaan besar di Indonesia.

KITA masih bisa menja KITA sukses melalui jalur yang berbeda.

Sukses melalui jalur  berwiraswasta.

Sukses melalui jalur bekreasi ria.

Sukses melalui aksi nyata untuk dunia.

KITA adakah KITA, DIA adalah DIA.

Jika dia sukses membnagun startup dengan omset ratusan juta.

Saya pikir kita tidak melulu harus meraih jalur sukses dengan punya usaha beromset ratusan juta.

KITA masih bisa menja KITA sukses melalui jalur yang berbeda.

Sukses melalui jalu bisnis omset puluhan juta, namun berkah sepanjang usia.

Sukses melalui jalur bekerja.

Sukses melalui jalur pegawai negeri sipil saja, namun terhindar dari utang dan riba.

Jadi masihkah kita berpikir untuk menjadi dia? Dia yang kata orang sukses karena kuliah di luar negeri? dia yang kata orang sukses karena bekerja di perusahaan besar negeri?

Banyak sekali orang bijak mengatakan bahwa “HIDUP ADALAH PILIHAN” dan salah satu nikmat yang sangat luar biasa yang membedakan kita dengan makhluk lainnya, nikmat yang membuat kita spesial sebagai mahluk Allah Swt adalah “MEMPUNYAI HAK UNTUK MEMILIH JALAN HIDUP”. Jalan hidup yang sesuai dengan kita tentunya.

Jadi menurut saya kita harus bisa membuat petunjuk jalan kita sendiri yakni petunjuk jalan yang bisa membuat KITA menjadi KITA, bukan DIA.