Sebelum membahas tentang tiga unsur penting dalam upaya membangun Desa Mandiri, saya akan terlebih dahulu membahas tentang makna dari desa mandiri itu
sendiri menurut saya pribadi. Seperti tulisan-tulisan ngasal saya sebelumnya tentang
pola atau cara pengembangan sebuah desa yang akan berdampak langsung pada
terbentuknya negara yang maju, kali ini saya juga akan mengibaratkan atau
menganalogikan Desa sebagai sebuah perusahaan. Jika teman-teman bertanya kepada
saya apakah sesuai atau cocok kita menganalogikan desa sebagai sebuah perusahaan. Saya akan jawab iya, karena
pada prinsipnya Desa maupun perusahaan merupakan sebuah organisasi yang di
dalamnya terdapat struktur pengurus dan mempunyai tujuan.
Sekarang mari kita bahas tentang desa mandiri. Sebuah perusahaan
dikatakan maju apabila dia mampu memberikan kesejahteraan bagi shareholder dan tentunya kesejahteraan
bagi karyawannya. Saya rasa desa mandiri juga seperti itu harus mampu
memberikan kesejahteraan bagi shareholder (masyarakat) dan tentunya
kesejahteraan bagi karyawan (pemuda sebagai ekskutor dan pemuda sebagai
konseptor). Kata sejahtera tentu bermakna banyak misalnya jika kita berpatokan
pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Sejahtera itu berarti aman sentosa dan
makmur, atau Wikipedia menyebutkan bahwa
sejahtera itu kondisi ketika masyarkat yang makmur, sehat dan damai, akan
tetapi menurut saya sejahtera itu berarti bahwa masyarakat cukup dari segi
ekonomi, bahagia dari segi mental dan sehat dari segi jasmani. Jadi desa
mandiri menurut saya adalah sebuah desa yang masyarakatnya mempunyai kecukupan
dari segi ekonomi, bahagia dari mental dan sehat dari segi jasmani yang mana
tiga hal ini bisa diperoleh di desa itu sendiri bukan degan merantau keluar
negeri atau bekerja di kota besar. Tiga
kriteria desa mandiri di atas menurut saya dapat diperoleh apabila desa di
kelola seperti sebuah perusahaan,
tentunya dengan sedikit modifikasi.
Dalam sebuah perusahaan terdapat beberapa unsur yang berperan penting
dalam upaya memajukan sebuah perusahaan seperti Pemegang saham, Jajaran
Komisaris, jajaran direktur atau sering disebut dalam bahasa keren Board of Director yang membawahi langsung
karyawab dan tentunya pemerintah. Maka dalam sebuah desa saya bisa
katakan ada tiga unsur penting yang
mampu menjadikan sebuah desa menjadi desa mandiri, tiga unsur itu adalah Akademisi atau orang-orang terdidik sebagai Konseptor, Pemuda sebagai Ekskutor, dan terakhir Pemerintah Desa sebagai Legiselator. Lalu masyarakat kemana,
menurut saya masyarakat adalah pemangku kepentingan yang tugasnya menjalankan
peran yang telah disepakati oleh semua unsur dan mereka harus dijadikan objek utama untuk disejahterakan.
Saya bisa katakan hampir setiap desa di seluruh Indonesia mempunyai ketiga
unsur ini, akan tetapi masalah yang sering muncul dalam sebuah desa termasuk di
desa tercinta saya di Apitaik adalah tidak adanya ikatan kerja
sama yang kuat antara ketiga unsur
ini. Masing-masing unsur seolah mempunyai ego dan kepentingan masing sehingga
mereka berjalan masing-masing. Si pemuda yang merupakan eksekutor terbaik fokus dengan dunia main-mainnya yang
tidak mampu memberikan manfaat banyak bagi
dirinya dan lingkungannya, si konseptor fokus dengan konsep-konsep
pengembangannya yang luar biasa tanpa ada praktik yang terintegrasi, dan si
legislator fokus dengan kebijakan-kebijakan praktis yang tidak terlalu
berdampak pada kesejahteraan itu sendiri. Setidaknya kondisi ini yang saya
rasakan di desa tercinta saya, saya melihat ada orang-orang luar biasa yang
mampu membuat konsep
pengembangan desa, saya juga melihat ada anak-anak muda keren yang sebenarnya
mau bergerak asalkan mereka diberikan pengertian tentang cara atau konsep, dan tentunya saya masih menyimpan
optimisme pada pemerintah desa yang sebenarnya mempunyai keinginan untuk
berbuat baik bagi masyarakatnya.
Lalu solusinya apa, solusinya adalah harus ada orang-orang luar biasa
yang mau berkorban untuk menyatukan ketiga unsur ini. Orang-orang tersebut
tentunya harus mempunyai pengetahuan yang hampir sama dengan si Konseptor, mempunyai
jiwa bermain seperti si Eksekutor, dan paham tentang dunia politik seperti si Legislator.
Siapa mereka, maka saya bisa katakan
bahwa mereka adalah MAHASISWA sebuah gelar yang disematkan bagi orang yang
harusnya mampu menjadi agen perubahan, atau pemuda-pemuda luar biasa yang mau
berpikir tentang desanya sendiri tidak hanya berpikir tentang main-main atau
kepentingannya sendiri. Tentunya saya pribadi berharap
saya adalah salah satu orang-orang luar
biasa yang mau berkorban itu. Dan salah satu upaya saya untuk menjadi salah
satu orang luar biasa itu adalah tulisan saya ini, dengan harapan tulisan ini
dibaca oleh tiga unsur kunci menuju Desa Mandiri dari seluruh indonesia dan
secara tidak langsung mereka tersadarkan dan mau mencoba konsep yang saya
pikirkan ini.
Jika ketiga unsur ini dalam sebuah
desa mau berkomunikasi, mau bekerja sama, serta mau berkorban waktu maka saya
yakin bahwa desa tersebut akan mampu menjadi Desa Mandiri. Dan mari bayangkan
akan seperti apa majunya Indonesia jika semua desa di Indonesia mampu menjadi
Desa Mandiri.
ship guru....
ReplyDeletelanjutkan
mungkin next time saya ikut membantu...
Ok. selsaiaang wah kuliah juluk..
Delete