Skip to main content

Untuk Sepupu Prempuanku


Mungkin orang yang mau berkorban harta buatmu, itu mudah ditemui.
Mungkin orang yang mau meluangkan waktunya untukmu, itu mudah didapati.
Akan tetapi orang yang mau berfikir tentang kebaikanmu, mungkin akan sulit ditemui dan itu yang harus kau cari dalam hidup ini.
Aku sangat berharap,  aku adalah salah satu orang yang  peduli akan kebaikan dirimu sepupuku.

Sepupuku, banggalah kamu dilahirkan sebagi perempuan. Aku iri. Kamu istimewa. Begitu istimewa hingga Allah menjadikan 4 orang laki-laki sekaligus untuk mempertanggungjawabkan dirimu di hadapan-Nya kelak. Kamu menjadi tanggungan ayahmu, saudara laki-lakimu, suamimu, dan anakmu.
Mungkin Aku bukanlah orang yang bertanggung jawab akan dirimu kelak di hadapan Allah. Tapi sebagai orang yang peduli akan kamu, dan keluarga kita, sebagai orang yang sangat sayang kepada kamu dan keluarga kita, lewat sepucuk surat ini izinkanlah aku berbicara sebagai bentuk peduli dan rasa sayangku kepada kita semua.

Mungkin Empat orang itu mempunyai kewajiban lebih untuk mendidikmu, bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan. Tapi sepupuku ingin sekali kusampaikan padamu Takwa atau tidaknya dirimu bukan hanya berimbas padamu, tapi juga pada mereka bapakmu, saudara laki-lakimu, suami dan anak laki-lakimu. Kamu harus tahu bahwa kelak Mereka akan ditanyai mengenai solatmu, pergaulanmu, pakaian yang kamu kenakan, semua-semua yang kamu lakukan. Lihatlah, adakah alasan aku tidak iri padamu?

Saya yakin  kamu sangat menyayangi ayah dan saudaramu. Saya yakin kamu sangat mencintai suami dan anakmu kelak. Tapi, rasa sayang dan cinta itu tidak akan berguna apa-apa jika hanya kamu utarakan atau pendam dalm dirimu wahai sepupuku, buktikanlah cintamu yang sebenarnya kepada mereka dengan meringankan beban mereka kelak dihadapan Allahh, buktikanlah cintamu yang sebenarnya dengan menaatkan diri pada perintah Allah, termasuk dalam berpakaian. Ingat, muslimah diciptakan dengan sangat istimewa. Karena itu, ada aturan-aturan yang Allah buat agar muslimah tetap istimewa dan terjaga.

Sepupuku, lewat surat ini aku titipkan sepenggal cerita tentang kisah seorang muslimah:
Namanya Ummu. Peristiwa ini terjadi saat dia masih duduk di bangku SMA, kelas 1. Ummu dan seluruh temannya pernah diminta untuk menggambar sesuatu yang mencerminkan tentang dirinya. Apapun. Lalu mereka menggambar, dan gambar milik Ummulah yang kemudian mampu memikat perhatian mentornya saat itu.

Ummu menggambar sebuah mawar berduri, dengan latar berwarna gelap. Saat ditanya tentang alasannya, dengan gambling dia menjelaskan.
“Ka, saya menggambarkan mawar berduri ini sebagai seorang muslimah.
Banyak orang bilang duri pada mawar itu mengganggu mawar, mengurangi keindahan mawar, juga merusak kecantikan mawar. Padahal karena duri itulah mawar dikatakan sebagai mawar. Duri itulah yang akan menjaga mawar, melindunginya dari tangan-tangan yang tak berhak untuk menyentuhnya, dan menjauhkannya  dari kumbang-kumbang agar tak mampu menghisapnya.
Begitu pun aturan Allah untuk muslimah. Banyak orang yang bilang, aturan yang Allah buat akan mengganggu keindahan muslimah, membuat muslimah susah gaul, menghalangi muslimah untuk berkarir dan lain-lain. Padahal sama seperti duri pada mawar, aturan-aturan itu menjadi pelindung bagi muslimah. Allah menciptakan muslimah sepaket dengan aturan-aturannya tentu bukan tanpa sebab. Dia ingin agar muslimah tetap terjaga, tidak rusak.
Ka, aku muslimah dan aku akan penuhi aturan-aturan itu agar menjadi muslimah seperti yang Allah mau. Apa yang Allah mau untuk aku kenakan, akan aku kenakan. Apa yang Allah mau untuk aku dengarkan, akan aku dengarkan. Apa yang Allah mau untuk aku lakukan, akan aku lakukan. Aku akan menjadi muslimah seperti apa yang Allah mau, Allah mau, Allah mau.”
Lalu mentornya bertanya, “Mengapa latarnya harus gelap?”
“Ka, aku tidak ingin menjadi mawar di tengah taman, dimana orang dapat memetiknya dengan mudah. Hukuman yang mungkin diberikan hanyalah denda atau kurungan beberpaa tahun. Aku ingin menjadi mawar di tepi jurang hanya orang tertentu yang mampu memetiknya. Bukan sekedar denda atau kurungan, tapi nyawa adalah taruhannnya”

Mengagumkan bukan?
Semoga kita bisa belajar banyak pada cerita itu dan aku sangat  berharap padamu. Milikilah pemikiran sedewasa ummu. Jadilah muslimah seperti yang Allah mau. Jika bukan untuk dirimu sendiri, lakukan itu untuk orang-orang yang kamu sayangi.
Yang terpenting, niatkan semua hanya karena Allah.
Terahir dariku.

Sadarilah bahwa setiap dari kita mempunyai masa lalu untuk dipelajari dan masa depan untuk diperbaiki, yang lalu biarkanlah berlalu dan yakinlah bahwa Allah akan selalu membuka pintu maaf atas semua masa lalu itu bagi hambanya yang mau berubah.

Selamat berproses…
Salam sayang,

Sepupumu.

Written by Riska Fitriawati & Andriawan Abdi

Comments

Popular posts from this blog

Arti Sebuah Ijasah

14 Maret 2016 ijazah ditanda ta n gani oleh R ektor Univers i tas Bakrie yang berarti bahwa saya telah resmi menyandang gelar S.M,. 29 September 2016 saya baru mengambil ijazah di Universitas Bakrie. Lalu kenapa baru di ambil? Prinsip yang saya coba tanamkan dalam diri saya adalah Pendidikan, gelar, kekayaan, garis keturunan keluarga, gaya hidup atau sejenisnya bukanlah hal yang pantas yang bisa dijadikan oleh seseorang untuk menyatakan diri lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan orang lain. Saya masih yakin bahwa di dunia kita hanya perlu menjalankan peran yang diberikan oleh Allah kepada kita sebagai Abdi(u)llah dan Khalifah*. Perkara kedudukan dalam sebuah tatanan masyarakat atau organisasi, seperti pemimpin, ketua, koordinator atau yang lainnya kita hanya perlu menjalankan semuanya dengan tetap berpegang pada prinsip dasar peran kita di dunia. Tanpa harus menjatuhkan, menyalahkan, atau merendahkan kedudukan lainnya karena pada dasarnya kedudukan kita sama. Jad...

Aku, Mimpi-mimpiku dan Dunia Harapanku

sumber foto: https://jadihafal.wordpress.com Dunia Harapanku kembali terlihat ditengah perjalananku menapaki ruangan kosong yang seolah tak berujung. Dia begitu dekat persis dihadapanku, mungkin cukup hanya satu hingga dua langkah pasti saja dia dapat ku raih. Namun ketika langkah pertama telah menapaki lantai kasarnya, aku kembali tersadar bahwa Dunia Harapanku berada diseberang kaca tebal yang diapit oleh tembok yang begitu kuat. Tembok yang tersusun kokoh dengan aneka bahan penyusunyang saling menguatkan. Mulai dari tumpukan Mimpi-mimpiku, susunan harapan dari orang-orang sekitarku, hingga dosa-dosaku yang seolah menjadi penguat bagi susunan tembok tersebut. Ruang ini mungkin terlalu luas untuk saya arungi, bukan labirin yang berderet yang memiliki pintu-pintu tak pasti. Tapi ruang kosong yang begitu luas sehingga batasnyapun tak terlihat. Aku berada tepat disamping tembok salah satu sisinya, yang memanjang begitu panjang dikiri dan kananku yang ujungnyapun tak terlihat...

Indonesia si Macan Asia yang Tak Berdaya

Indonesia adalah Macan Asia stidaknya julukan ini sempat terlontar saat jaman Orde Baru lalu, ungkapan seolah yang menunjukan berapa penting dan besarnya Indonesia masa itu dengan pembangunannya, kebebesan mungkin sedikit terkekang kala itu, tapi setidaknya dunia mengakui Indonesia sebagai Macan. Sekarang apa kabar? Dunia menyebut Indonesia sebagai Negara yang mempunyai potensi untuk menjadi salah satu pusat ekonomi dunia, sejajar dengan Cina dan India, tapi hanya berpotensi, sekali lagi hanya berpotensi.  Sebuah potensi yang entah kapan akan menjadi nyata. Indonesia itu Macan Asia, julukan yang pantas jika kita tengok dari segi kekayaan Alam, Hampir disetiap Penjuru Indonesia mempunyai sumber daya yang bisa dimanfaatkan menjadi sumber penghasilan mulai dari Sumber Daya Alam yang bisa diperbaharui hingga sumber daya alam yang tak bisa diperbaharui, mulai dari sumber daya pertanian hingga sumber daya di sektor pertambangan. Mari tengok Brunei Darusalam Negara kecil yan...