Tiga bulan lamanya sudah, diri ini menghabiskan
waktu dua jam setiap harinya di jalanan kota ini.
Jalanan kota ini seolah menunjukan beraneka ragam
kehidupan, mulai dari kehidupan yang super mewah hingga kehidupan yang super
bawah.
***
Ketika mata ini dipertunjukan akan kehidupan mereka
yang penuh dengan kemewahan dunia,
sontak semangat untuk berjuang mencapai kesuksesan itu begitu membara, seraya
hati ini berbisik lirih..
“suatu saat diri ini pasti mendapakatnya”
“jika mereka bisa kenapa diri ini tidak bisa”
Namun...
Saat jalanan kota ini memperlihatkan kehidupan
mereka yang begitu tidak layak, hati ini sektika terenyuh, sedih, dan perihatin
akan nasib mereka, hingga akhirnya hati inipun berbisik lirih.
“betapa beruntungnya diri ini masih bisa berjalan
dengan tegak”
“betapa beruntungnya diri ini masih bisa tidur di
tempat yang layak”
“betapa beruntungnya diri ini masih bisa makan tiga
kali sehari dengan lauk yang lumayan enak”
“Alhamdulillah ya Allah”
Semangat, syukur, dan rasa perihatin seolah jadi
teman setia dalam perjalanan mengarungi jalanan kota ini.
Kadang semangat begitu mendominasi,
Kadang rasa perihatin menguasai diri,
Namun kadang...
Rasa syukur
jadi penenang hati.
***
Pikiran akan semangat, rasa perihatin dan syukur
dalam diri ini akan relaita di jalanan kota ini.
Memberi pelajaran yang begitu berharga kepada diri
ini.
Sebuah pelajaran yang mendorong hati ini berbisik
kencang kepada diri ini akan cita-cita abadi.
“Kau Harus Menjadi Orang Sukses yang Senantiasa Bersyukur
dan Akan Selalu Menjadi Orang yang Berguna Bagi Mereka yang Membutuhkanmu”
***
Terimakasih jalanan, kau telah mengajrkanku akan
makna kehidupan dan mengingatkanku akan salah satu moto hidupku yang mulai
terlupakan, sebuah moto hidup yang
mengatakan bahwa:
“Orang Sukses Adalah Orang yang dengan Kesuksesannya
Mampu Membuat Orang Lain Sukses”
***
Andriawan Abdi
Andriawan Abdi
Comments
Post a Comment